
STIT Raden Wijaya, Kab. Mojokerto – STIT Raden Wijaya Mojokerto kembali menegaskan komitmennya terhadap pengabdian masyarakat melalui pembukaan resmi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, pada Selasa, 22 Juli 2025. Berbeda dengan Desa Sambiroto yang terletak di tengah kota, Desa Ngingasrembyong berada di wilayah pinggiran yang memiliki tantangan sekaligus potensi unik untuk dikembangkan.
Acara pembukaan berlangsung di balai desa dengan suasana hangat dan penuh kekeluargaan. Tercatat 34 tamu undangan hadir, meliputi Pemerintah Desa, Babinsa, Babinkamtibmas, takmir masjid, ketua Muslimat, ketua Fatayat, kader balita, kader lansia, PKK, ketua TPQ, ketua RT, perwakilan Karang Taruna serta dosen Selain itu, hadir pula 11 mahasiswa KKN yang terdiri dari 7 perempuan dan 4 laki-laki sebagai anggota KKN.
Keterbukaan dan antusiasme warga terhadap mahasiswa KKN terlihat jelas dari kehadiran para undangan yang datang tepat waktu, menandakan dukungan kuat terhadap program ini.
Mengusung tema “Pendidikan Islam Inklusif untuk Penguatan Masyarakat Berkelanjutan”, KKN ini dirancang untuk menjembatani ilmu yang diperoleh di kampus dengan kebutuhan nyata di masyarakat. Para mahasiswa akan melaksanakan berbagai program mulai dari pendampingan pendidikan, pemberdayaan masyarakat, hingga pelatihan berbasis potensi lokal.
Dalam sambutannya, Ketua STIT Raden Wijaya Mojokerto menegaskan bahwa KKN bukan hanya kewajiban akademik, tetapi juga wujud nyata dari visi kampus dalam mencetak dai dan pendidik yang berperan aktif di tengah masyarakat. Beliau juga membuka peluang kerja sama lebih lanjut, termasuk bantuan beasiswa bagi masyarakat Ngingasrembyong yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di STIT Raden Wijaya.
Sekretaris Desa, Umar Jainudin, yang mewakili Kepala Desa Ngingasrembyong dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran mahasiswa KKN. “Kami menyambut baik kehadiran adik-adik mahasiswa di desa ini. Semoga keberadaan mereka membawa perubahan positif dan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat,” ujarnya.
Program KKN di Desa Ngingasrembyong menjadi bagian dari upaya strategis STIT Raden Wijaya untuk memperluas jangkauan pengabdian, memperkuat jejaring kemitraan dengan desa, serta menegaskan peran kampus sebagai pusat pengembangan keilmuan yang membumi.
Dengan sinergi antara mahasiswa, dosen, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan KKN ini menjadi awal dari kolaborasi jangka panjang dalam membangun masyarakat yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing. (eva/ska)
