Kepala Desa Sambiroto Terima Mahasiswa KKN STIT Raden Wijaya, Dorong Pendidikan Islam Inklusif dan Berkelanjutan

Pembukaan KKN-PPM STIT Raden WIjaya Tahun 2025 di Desa Sambiroto, Kel. Sooko, Kab. Mojokerto pada Senin, 21 Juli 2025. (STIT Raden Wijaya/ Muhammad Waliyuddin Yusuf)

STIT Raden Wijaya, Kab. Mojokerto – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Raden Wijaya Kota Mojokerto menunjukkan komitmennya dalam membangun koneksi yang bermakna antara kampus dan masyarakat. Hal ini diwujudkan melalui pembukaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sambiroto, yang dilaksanakan pada Senin, 21 Juli 2025.

Mengangkat tema: “Pendidikan Islam Inklusif untuk Penguatan Masyarakat Berkelanjutan”, KKN tahun ini bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan bagian dari upaya STIT membentuk lulusan yang tidak hanya cakap dalam ilmu, tetapi juga tangguh dalam pengabdian.

Kelompok KKN yang diterjunkan ke Desa Sambiroto terdiri dari 13 mahasiswa, dengan komposisi 10 perempuan dan 3 laki-laki. Mereka akan melaksanakan berbagai program berbasis pemberdayaan masyarakat, pendidikan Islam, dan sosial keagamaan yang disesuaikan dengan aset yang telah mereka petakan bersama masyarakat sejak tahap observasi awal.

Sinergi Kampus dan Desa untuk Masa Depan Berkelanjutan

Acara pembukaan berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, Ketua STIT Raden Wijaya Mojokerto, Dr. Drs. H. Imron Rosyadi, SH., MH., menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa di desa adalah bagian dari misi pengabdian yang sudah dirancang dengan serius.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa sebelum diterjunkan ke lapangan, mahasiswa telah mengikuti pembekalan intensif, salah satunya tentang metode ABCD (Asset-Based Community Development). Metode ini menekankan pendekatan dari kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa itu sendiri, bukan dari kekurangannya.

“Kami ingin mahasiswa datang bukan dengan membawa solusi dari luar, tetapi belajar untuk melihat dan membangun dari aset yang sudah ada di desa. Termasuk potensi sosial, budaya, keagamaan, dan lokalitas yang menjadi kekayaan Desa Sambiroto,” tegasnya.

Sebagai bentuk kontribusi nyata, Imron juga mengumumkan bahwa STIT Raden Wijaya membuka bantuan biaya kuliah bagi warga Sambiroto yang ingin menempuh pendidikan S1. Inisiatif ini disambut hangat oleh warga sebagai bentuk kepedulian kampus terhadap masa depan generasi muda desa.

Dukungan Penuh dari Pemerintah dan Masyarakat Desa

Sambutan dari Kepala Desa Sambiroto, Ahmad Farid Ainul Alwin, S.Pd., menegaskan bahwa desa menyambut baik program KKN sebagai bagian dari penguatan SDM lokal. Ia berharap kehadiran mahasiswa bisa menginspirasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih peduli terhadap pendidikan dan pengembangan desa.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat yang turut mendukung kelancaran program, di antaranya:

  • Perangkat Desa Sambiroto
  • Dosen STIT Raden Wijaya
  • Ketua PKK
  • Perwakilan Muslimat NU
  • Para Ketua RT

Acara ditutup dengan doa bersama dan momen istimewa berupa perayaan ulang tahun Kepala Desa, yang dirayakan secara spontan namun penuh kehangatan. Momen ini semakin mempererat hubungan awal antara mahasiswa dan warga desa.

STIT Raden Wijaya: Pendidikan yang Menyentuh Akar Rumput

Melalui KKN, STIT Raden Wijaya terus memperkuat visinya sebagai kampus Islam yang membumi. Di tengah upaya peningkatan kualitas akademik dan dosen, kampus ini juga aktif membangun jejaring sosial. Bagi STIT, pendidikan Islam tidak berhenti di ruang kelas, tetapi hadir langsung dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan ini bukan hanya menjadi bagian dari kurikulum, tetapi juga bagian dari branding STIT Raden Wijaya sebagai kampus yang hadir, peduli, dan tumbuh bersama masyarakat. (eva/ska)