
STIT Raden Wijaya, Blitar – Sebagai upaya memperkuat tata kelola perguruan tinggi di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), Badan Pelaksana Penyelenggara Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BPPPTNU) Kota Mojokerto bersama STIT Raden Wijaya Mojokerto menggelar kegiatan benchmarking ke Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kota Blitar.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kampus 1 UNU Blitar ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan BPPPTNU dan PCNU Kota Mojokerto, Ketua dan jajaran STIT Raden Wijaya, serta BPP UNU Blitar, Wakil Rektor dan staf UNU Blitar. Benchmarking ini menjadi ajang berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam tata kelola perguruan tinggi, khususnya yang berafiliasi dengan NU.
Perkumpulan NU dan Peranannya dalam Kemajuan Perguruan Tinggi
Ketua BPP UNU Blitar, KH. Masdain Rifa’i Akhyad, memberikan penekanan pentingnya peran perkumpulan NU dalam mendorong kemajuan penyelenggaraan perguruan tinggi NU. Menurutnya, keberadaan perkumpulan ini bukan sekadar organisasi sosial keagamaan, melainkan pilar strategis dalam pengembangan institusi pendidikan.
“Perkumpulan NU sangat penting dalam kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama,” tegas KH Masdain. Ia menjelaskan bahwa sinergi antara perkumpulan NU dan perguruan tinggi merupakan kunci keberhasilan dalam menjaga kualitas akademik dan pengelolaan administrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Pernyataan ini menggarisbawahi betapa pentingnya dukungan struktural dan kelembagaan NU dalam mendukung visi misi pendidikan tinggi yang berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia yang berkarakter dan berwawasan luas.
Harapan dari Mojokerto: Belajar dari Pengalaman UNU Blitar
Ketua BPPPTNU Kota Mojokerto, Drs. H. Ach. Wahid Hasjim, M.Pd.I., menyambut baik kesempatan benchmarking ini sebagai wadah pembelajaran berharga. Ia menuturkan bahwa UNU Blitar selama ini telah menjadi rujukan dalam tata kelola dan manajemen perguruan tinggi yang profesional dan terstruktur.
“Harapan kami adalah bisa belajar banyak dari UNU Blitar, khususnya dalam hal pengelolaan akademik dan administrasi perguruan tinggi,” ujar Wahid Hasjim. Ia optimistis dengan adanya pertukaran informasi dan sharing pengalaman, pengelolaan di BPPPTNU Mojokerto dapat lebih baik ke depannya.
Pernyataan ini juga mencerminkan semangat pembaruan dan peningkatan kapasitas pengelola perguruan tinggi NU di Mojokerto yang siap membuka diri terhadap berbagai inovasi dan praktik terbaik yang telah diterapkan di UNU Blitar.
Perjalanan Panjang dan Semangat Terus Belajar STIT Raden Wijaya Mojokerto
Ketua STIT Raden Wijaya Mojokerto, Dr. Drs. H. Imron Rosyadi, S.H., M.H., menyampaikan refleksi tentang perjalanan panjang institusinya dalam dunia pendidikan tinggi. Meski sudah memiliki pengalaman yang cukup lama, ia menegaskan bahwa proses belajar dan pembenahan harus terus berjalan tanpa henti.
“STIT memiliki perjalanan yang sangat panjang. Namun, kami harus tetap belajar dan terus berbenah agar bisa bersaing dan berkembang,” ujarnya. Imron Rosyadi juga menyampaikan harapan agar UNU Blitar bisa berkunjung kembali ke STIT Raden Wijaya Mojokerto, mempererat tali silaturahmi dan kolaborasi antar institusi.
Sikap terbuka dan rendah hati ini menunjukkan komitmen perguruan tinggi NU di Mojokerto untuk terus beradaptasi dan mengembangkan diri sesuai dengan dinamika pendidikan tinggi modern, tanpa meninggalkan akar tradisi dan nilai keislaman.

Diskusi dan Sharing: Membangun Sinergi untuk Kemajuan Bersama
Setelah rangkaian sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan sharing yang diisi oleh UNU Blitar. Dalam sesi ini, UNU Blitar berbagi insight dan praktik penyelenggaraan perguruan tinggi yang efektif, mulai dari manajemen akademik hingga tata kelola administrasi.
Diskusi berlangsung interaktif dan membangun, di mana peserta dari Mojokerto aktif mengajukan pertanyaan dan menyampaikan tantangan yang mereka hadapi. Kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi intelektual yang membuka peluang bagi masing-masing perguruan tinggi untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem mereka.
Menjaga Integritas, Memperkuat Legalitas, Menjadi Teladan
Benchmarking ini tidak sekadar mempertemukan dua lembaga pendidikan tinggi NU. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi refleksi akan pentingnya memperkuat legalitas kelembagaan, menjaga independensi institusi dari kepentingan pribadi, serta membangun tata kelola yang transparan dan bertanggung jawab.
Dengan memperkuat fondasi hukum dan struktural, kampus-kampus di bawah NU memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi institusi yang profesional, modern, dan tetap menjunjung tinggi nilai keislaman.
Langkah BPPPTNU Mojokerto dan STIT Raden Wijaya ini bisa menjadi model kolaborasi dan pembaruan yang inspiratif, tidak hanya bagi jaringan NU, tapi juga bagi dunia pendidikan tinggi secara nasional.
Benchmarking yang dilaksanakan di UNU Blitar ini menjadi bukti nyata komitmen perguruan tinggi Nahdlatul Ulama untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dan tata kelola institusi. Melalui kolaborasi dan saling belajar, diharapkan seluruh lembaga dapat berkembang secara berkelanjutan, memperkuat posisi mereka sebagai pusat pendidikan tinggi berbasis nilai keagamaan dan kebangsaan.
Semangat kebersamaan dan pembelajaran seperti ini diharapkan dapat menjadi model bagi perguruan tinggi NU lain di Indonesia, demi mewujudkan pendidikan tinggi yang unggul dan relevan dengan perkembangan zaman. (eva/ska)
